Logo PA Buol

Selamat Datang di Website Pengadilan Agama Buol

 

Written by Andri on . Hits: 211

Penerapan Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Analis Isu Kontemporer dan Kesiapsiagaan Bela Negara | Oleh Irfan Aulia Ananta, S.H

A. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara


Menjadi bangsa yang besar tidak hanya ditentukan oleh luas wilayah dan jumlah penduduk, tetapi juga oleh kekuatan persatuan dan kesadaran warganya dalam menjaga negara. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran sentral sebagai perekat persatuan bangsa dan garda depan dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan.
Permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah melemahnya pemahaman terhadap wawasan kebangsaan. Banyak yang masih menempatkan kepentingan pribadi atau kelompok di atas kepentingan bangsa. Lunturnya rasa cinta tanah air, rendahnya disiplin, hingga maraknya korupsi menjadi cerminan lemahnya aktualisasi nilai bela negara. Selain itu, ancaman global seperti radikalisme, konflik sosial, dan disinformasi digital turut menguji ketahanan nasional.
Tantangan besar lainnya adalah bagaimana menanamkan kembali empat konsensus dasar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika ke dalam kehidupan sehari-hari. Kemajemukan bangsa yang seharusnya menjadi kekuatan, kerap justru dimanfaatkan untuk memecah belah. Di sisi lain, perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi menuntut kewaspadaan dini agar potensi ancaman tidak berubah menjadi ancaman nyata.
Menghadapi kondisi tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah pemantapan wawasan kebangsaan, penumbuhan kesadaran bela negara, serta implementasi Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI). ASN dituntut meneladani nilai dasar bela Negara yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila, rela berkorban, dan memiliki kemampuan awal bela negara. Nilai-nilai ini bukan sekadar konsep, tetapi harus diwujudkan dalam sikap, tindakan, dan pelayanan publik yang bersih serta profesional.
Dengan memadukan pendidikan kebangsaan, kewaspadaan dini, dan penguatan integritas, diharapkan nilai wawasan kebangsaan dan bela negara semakin tertanam. Pada akhirnya, keberhasilan menjaga persatuan dan mewujudkan tujuan nasional bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh elemen bangsa.


B. Analisis Isu Kontemporer: Tantangan dan Upaya Menghadapinya


Di tengah dinamika global, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai isu kontemporer yang berdampak langsung pada stabilitas nasional. Analisis Isu Kontemporer menekankan bahwa pentingnya kemampuan ASN dan masyarakat untuk membaca, memahami, serta merespons perkembangan zaman dengan bijak.
Permasalahan utama yang sering muncul adalah lemahnya kemampuan sebagian pihak dalam mengidentifikasi isu yang benar-benar strategis. Banyak isu berkembang di ruang publik tanpa analisis yang mendalam, sehingga opini dan keputusan sering kali emosional dan tidak berbasis data. Minimnya literasi kebangsaan, lemahnya integritas, serta kecenderungan hanya melihat kepentingan jangka pendek turut memperburuk kualitas respons terhadap isu-isu tersebut.
Tantangan besar dalam menganalisis isu kontemporer tidak hanya datang dari kompleksitas permasalahan global seperti perubahan iklim, pandemi, konflik geopolitik, hingga revolusi teknologi digital, tetapi juga dari berkembang pesatnya arus informasi di media sosial. Informasi yang berlimpah tanpa penyaringan membuat masyarakat mudah terjebak hoaks dan polarisasi. Selain itu, birokrasi sering menghadapi kesulitan dalam mengambil langkah cepat karena terbentur aturan, koordinasi, dan keterbatasan sumber daya.
Untuk menjawab hal tersebut, berbagai upaya telah ditempuh. Analisis Kontemporer menekankan bahwa pentingnya pendekatan analitis yang sistematis, meliputi identifikasi masalah, penentuan aktor yang terlibat, analisis sebab-akibat, hingga perumusan alternatif solusi. ASN dituntut meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menjaga integritas, serta memegang teguh nilai kebangsaan dalam setiap pengambilan keputusan. Selain itu, penguatan literasi digital, dialog publik, serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar kebijakan yang lahir responsif, inklusif, dan berorientasi pada kepentingan bangsa.
Dengan demikian, analisis isu kontemporer bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan refleksi tanggung jawab moral dan kebangsaan. Melalui kemampuan memahami isu dengan jernih dan menanggapinya dengan bijak, Indonesia dapat menjadikan tantangan global sebagai peluang untuk memperkokoh persatuan dan mempercepat terwujudnya tujuan nasional.


C. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan bela negara adalah kesiapan mental, fisik, dan moral warga negara dalam menghadapi berbagai ancaman yang dapat mengganggu persatuan, keselamatan, dan kedaulatan Indonesia. Kesiapsiagaan Bela Negara menekankan bahwa hal ini bukan hanya urusan militer, melainkan tanggung jawab seluruh komponen bangsa.
Permasalahan utama yang masih sering ditemui ialah lemahnya disiplin, kurangnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap ancaman non-militer, serta rendahnya pemahaman akan pentingnya bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Masih ada kecenderungan menomorsatukan kepentingan pribadi atau kelompok dibandingkan kepentingan bangsa, yang berpotensi melemahkan ketahanan nasional.
Tantangan besar dalam penerapan nilai kesiapsiagaan bela negara antara lain datang dari dinamika global yang cepat berubah, seperti ancaman ideologi trans-nasional, terorisme, kejahatan siber, narkoba, hingga bencana alam. Selain itu, derasnya arus informasi di media digital juga menjadi tantangan serius karena dapat digunakan untuk menyebarkan paham radikal maupun disinformasi yang memecah belah bangsa.
Untuk menjawab tantangan tersebut, terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan. Pertama, memperkuat internalisasi lima nilai dasar bela negara: cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila, rela berkorban, serta memiliki kemampuan awal bela negara. Kedua, meningkatkan kapasitas ASN, TNI, dan masyarakat dalam menghadapi ancaman aktual melalui pendidikan, latihan, dan sosialisasi. Ketiga, membangun kolaborasi lintas sektor agar kesiapsiagaan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga bagian dari kesadaran kolektif.
Dengan menanamkan nilai kesiapsiagaan bela negara secara konsisten, bangsa Indonesia akan memiliki daya tangkal yang kuat terhadap setiap ancaman, baik militer maupun non-militer. Pada akhirnya, kesiapsiagaan ini adalah wujud nyata cinta tanah air yang harus dihidupi oleh setiap warga negara demi terjaganya persatuan dan keberlangsungan bangsa.

 

 

Hubungi Kami

Pengadilan Agama Buol

Jl. Batalipu No.7, Leok II, Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah 94563

Telp: (0445) - 2210999,

       0812-2222-6093 (Whats App Center)
Email  : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Gambar Kepuasan Masyarakat
Survey SPI PA Buol