Logo PA Buol

Selamat Datang di Website Pengadilan Agama Buol

 

Written by Andri on . Hits: 152

Penerapan Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Analis Isu Kontemporer dan Kesiapsiagaan Bela Negara | Oleh Ashari Yusuf Kurniawan, S.T

 

A. Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

Tujuan nasional Indonesia, yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengamanatkan perlindungan segenap bangsa, pemajuan kesejahteraan, pencerdasan kehidupan, dan partisipasi dalam ketertiban dunia. Oleh karena itu, penempatan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan menjadi prinsip esensial. Hal ini mendasari urgensi penguatan wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara sebagai fondasi utama bagi setiap warga negara, khususnya ASN.

Berbagai permasalahan kebangsaan yang muncul dari waktu ke waktu menegaskan pentingnya pemantapan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara. Ancaman didefinisikan secara luas sebagai segala kondisi, tindakan, atau potensi, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik, yang dapat membahayakan tatanan dan kelangsungan hidup bangsa serta negara. Untuk mengatasi permasalahan dan tantangan, beberapa upaya konkret yang harus dilakukan, yaitu:

  1. Pemantapan Wawasan Kebangsaan

Pemahaman yang mendalam terhadap wawasan kebangsaan akan membentuk cara pandang yang utuh dan komprehensif terhadap berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan.

  1. Penumbuhan Kesadaran Bela Negara

Kesadaran ini dapat diaktualisasikan melalui pengamalan nilai-nilai dasar bela negara dalam kehidupan sehari-hari, seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.

  1. Implementasi Sistem Administrasi NKRI

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) adalah salah satu sistem nasional yang dirancang untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional.

  1. Peningkatan Kewaspadaan Dini

Kewaspadaan dini merupakan serangkaian upaya sistematis untuk menangkal potensi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Kesadaran ini menuntut kepedulian, kepekaan, dan kesiagaan setiap warga negara terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga setiap potensi ancaman dapat diantisipasi secara cepat dan tepat.

B. Analisis Isu Kontemporer

Isu-isu yang bersifat "kontemporer” merupakan isu modern, ada, dan masih berlangsung hingga saat ini. Konsep negara, bangsa, dan nasionalisme sedang menghadapi dilema akibat globalisasi dan nasionalisme etnik. Perubahan global ditandai dengan runtuhnya batas-batas (border) negara, yang dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi. Pergeseran ini dapat memengaruhi cara pandang individu dan masyarakat, yang pada akhirnya dapat menggerus konsensus dasar berbangsa dan bernegara, seperti Pancasila dan NKRI.

Fenomena-fenomena tersebut memunculkan isu-isu strategis kontemporer yang menjadi tantangan serius bagi bangsa, di antaranya korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, money laundering (pencucian uang), proxy war, dan Mass Commuication Crimes (Kejahatan Massa). Perlunya ASN untuk membenahi diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan Modal Insani, yang terdiri dari enam komponen penting:

  1. Modal Intelektual: Kemampuan untuk berpikir kritis, menemukan makna dari fenomena yang terjadi, dan membangun pengetahuan baru.
  2. Modal Emosional: Kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri serta memahami emosi orang lain.
  3. Modal Sosial: Jaringan kerja sama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan.
  4. Modal Ketabahan (Adversity): Ketabahan sebagai modal untuk sukses dalam kehidupan pribadi maupun organisasi birokrasi.
  5. Modal Etika/Moral: Moral yang kuat akan membentuk sikap perilaku yang berintegritas.
  6. Modal Kesehatan Fisik/Jasmani: Kesehatan adalah modal dasar agar semua potensi modal insani lainnya dapat termanifestasi secara maksimal.

Selain penguatan modal insani, diperlukan juga Teknik Analisis Isu untuk merumuskan pemecahan masalah yang lebih baik. Beberapa teknik analisis isu tersebut antara lain:

  1. Teknik Tapisan Isu: Menentukan isu yang paling kritikal untuk ditangani.
  2. Teknik Analisis Isu: Menggunakan alat seperti Mind Mapping dan Fishbone Diagram untuk memetakan hubungan sebab-akibat dari suatu masalah.
  3. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis): Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan untuk mengidentifikasi tindakan yang diperlukan.

C. Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela negara didefinisikan sebagai kondisi fisik yang prima, serta kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual yang baik. Ini adalah sikap mental dan perilaku warga negara yang didasari kecintaan kepada NKRI untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Lingkungan strategis saat ini berkembang dengan sangat dinamis, penuh ketidakpastian, dan kompleks. Perubahan ini menimbulkan ancaman dan tantangan terhadap kepentingan nasional. Kesiapsiagaan bela negara bertujuan untuk menangkal paham, ideologi, dan budaya yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.

Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS bukanlah perjuangan fisik layaknya pejuang terdahulu, melainkan bagaimana melanjutkan perjuangan mereka dengan nilai-nilai yang sama. Upaya yang ditekankan adalah pembinaan dan latihan yang mendukung mental dan fisik, serta penerapan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bela negara meliputi:

  1. Peningkatan Kemampuan Fisik dan Mental: Melalui kegiatan olahraga, kesehatan fisik, dan latihan ketangkasan, diharapkan dapat meningkatkan kebugaran dan ketangguhan fisik.
  2. Penguatan Disiplin dan Loyalitas: Kegiatan seperti Baris Berbaris, Tata Upacara, dan Keprotokolan bertujuan menanamkan kedisiplinan dan membangun komitmen serta loyalitas terhadap negara.
  3. Pengembangan Kemampuan Analisis: Pemahaman dasar seperti fungsi intelijen dan badan pengumpul keterangan. Hal ini berguna untuk mengenali dan menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT).
  4. Peningkatan Kewaspadaan Dini: CPNS diharapkan memiliki kesadaran untuk "Temu dan Lapor Cepat (Tepat Lapat)" kepada aparat/pejabat yang berwenang.
  5. Pengamalan Nilai-Nilai Dasar: Kesadaran bela negara diwujudkan melalui pengamalan nilai-nilai seperti cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, dan rela berkorban. Contohnya termasuk melestarikan budaya bangsa, mematuhi hukum, dan meninggalkan korupsi.
  6. Penyusunan Rencana Aksi: CPNS ditugaskan untuk menyusun Rencana Aksi sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai bela negara yang akan diterapkan di tempat kerja.

Hubungi Kami

Pengadilan Agama Buol

Jl. Batalipu No.7, Leok II, Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah 94563

Telp: (0445) - 2210999,

       0812-2222-6093 (Whats App Center)
Email  : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Gambar Kepuasan Masyarakat
Survey SPI PA Buol